Kali ini saya akan mengangkat tema "Ghazwul Fikri". Ada yang telah mengetahui apa maksud dari Ghazwul Fikri tersebut?
Baiklah saya akan menjelaskan mengenai Ghazwul Fikri. Ghazwul Fikri terdiri dari dua kata, yaitu Ghazwah dan Fikr. Ghazwah berarti sebuah seruan atau invasi. Sedangkan Fikr berarti pemikiran. Jadi, menurut bahasa Ghazwul Fikr adalah serangan atau serbuan di dalam qital (perang) sedangkan secara bahasa Ghazwul Fikr dapat diartikan sebagai Invasi pemikiran.
Ghazwul Fikri bila diartikan secara istilah adalah Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam untuk merubah apa yang ada didalamnnya sehingga tidak bisa lagi memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang benar karena telah tercampur aduk antara hal yang baik dengan hal yang buruk (hal yang tidak islami).
Dalam bahasa Inggris, Ghazwul Fikr sering disebut Brain Washing, Menticide. Ghazwul firkri merupakan struktural dari rencana pencucian otak yang dilakukan oleh kaum kafir yang targetnya adalah mencuci otak kaum muslimin untuk dieksploitasikan secara diam-diam. Jika dicermati dengan seksama, fenomena kaum muda saat ini merupakan fenomena Ghazwul Fikr. Coba lihat pergaulan kaum muda saat ini, mereka seakan bebas "berpacaran" dan menurut mereka itu adalah ahal yang lumrah dan sudah biasa. Hal tersebut sebelumnya merupakan hal yang aneh dan asing namun lama kelamaan menjadi suatu hal yang "Lumrah" bahkan menjadi sebuah "Keterbiasaan".
Ghazwul Fikri dimulai/diawali dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi. Kita ambil saja contohnya yaitu Televisi. Kita dapat melihat dan mengenal dunia luar bermula dari televisi, mengenal mode maupun trend-trend baru. Yang awalnya tidak kita ketahui dan tidak kita mengerti jadi kita mengerti dan ketahui bahkan diikuti.
Sejarah Ghazwul Fikri
Makhluk yang pertama kali melakukan Ghzwul Fikri adalah Iblis Laknatullah ketika dia berkata kepada adam dalam firman Allah SWT “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.Al – A’Raaf:20)
Dalam firman Allah Q.S. Al - A'Raaf : 20 sudah jelas jika iblis merasuki pikiran Nabi Adam as dengan berkata yang sebaliknya dari apa yang di Perintahkan oleh Allah SWT. Inilah hal pertama kali yang merupakan fenomena dari Ghazwul Firkri tersebut.
Sasaran dari Ghazwul Fikri
1. Membuat kaum muslimin menjadi lebih condong terhadap gaya, tingkah laku serta pola pikir orang-orang Barat.
Q.S. Al Israa:73 yang artinya “ Dan
sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami
wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap
kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat
yang setia. “
Q.S. Al Israa:74 yang artinya “ Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada mereka.”
Q.S. Al Israa:75 yang artinya “ Kalau
terjadi demikian, benar – benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan)
berlipat – lipat ganda didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat
ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun
terhadap kami.”
Q.S.Al Israa:76 yang artinya “ Dan
sesungguhnya benar – benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri
(mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya
sepeninggalmu mereka tidak tinggal sebentar saja.”
2. Setelah Kaum Muslimin condong terhadap budaya barat, kemudian mengarahkan kaum muslimin untuk mengikuti sebagian dari gaya, pola tingkah laku serta pola pikir mereka orang-orang Barat.
Q.S.Ad Dukhan:25 yang artinya “ Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan.”
Q.S.Ad Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun – kebun serta tempat – tempat yang indah – indah.”
3. Pada tahap ini diharapkan kaum Muslimin beriman dan berpedoman kepada Al-qur'an dan Hadist namun disisi lain mengabaikan maupun tetap kafir terhadap hal-hal yang terkecil namun merupakan pondasi dan dasar dari sebuah keimanan.
Q.S.Al Baqarah:85 yang artinya “ Kemudian
kamu (bani israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir
segolongan dari pada kamu dari kampung halaman. Kamu bantu membantu
terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan tetapi jika mereka
datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka. Padahal mengusir itu
(juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al
Kitab(taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan
bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam
kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa
yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.”
4. Dan pada tahap terakhir, mereka orang-orang barat menginginkan kaum Muslimin untuk mengumbar hawa nafsu mereka dan meninggal shalat.
Q.S.Maryam:59 yang artinya “ Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia – nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.”
Bidang-bidang yang diserang oleh Ghazwul Fikri
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting untuk membangun sebuah kepribadian suatu kaum maka aspek yang paling utama Ghazwul Fikri - kan adalah dalam bidang pendidikan. Jika kita perhatikan, pendidikan saat ini terlihat bagus dari luar namun telihat buruk bila kita perhatikan secara detail. Saat ini, pembelajaran mengenai agama hanya diberikan 2 jam atau 1 kali tatap muka dalam setiap minggunya. Belum lagi, saat ini pendidikan mengenai agama Islam khususnya telah disepelekan, baik oleh siswanya maupun oleh guru pengajarnya sendiri sehingga terkesan diacuhakan dan diabaikan. Padahal jika kita perdalam ilmu agama, kejadian GHazwul Fikri Insya Allah tidak akan terjadi terhadapr Umat Islam.
2. Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu lebih diperhatikan lagi. Saat ini sejarah mengenai penemu-penemu Islam sudah tidak terdengar lagi, kebanyak kaum muda Islam hanya mengenal penemu-penemu dari luar dan kurang mengetahui penemu-penemu dalam Islam. Padahal kita sebagai kaum muda Islam perlu untuk mengetahuinya dan mempelajarinya bahkan bila perlu mengikutinya.
3. Ekonomi
Dampak Ekonomi yang sangat dirasakan adalah dengan adanya riba (bunga) yang berlebihan, padahal sudah jelas bahwa riba itu adalah haram hukumnya. Tetapi pada saat ini, riba seolah-olah telah menjadi hal yang halal dan hal yang wajar bahkan hukumnya sendiri menjadi hal yang telah dilupakan.
4. Ilmu Alam dan Sosial
Pada bidang ilmu-ilmu alam, ghazwul fikri terbesar yang dilakukan adalah dengan sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu agama. Bahaya lainnya adalah penetapan teori-teori ilmu pengetahuan kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya lagi kepada sang Pemberi Ilmu Yang Maha Berilmu, sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian yang tiada henti kepada para Ilmuan tersebut dan tidak diperuntukkan kepada Allah SWT. Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori - teori sesaat yang sebenarnya belum diterima secara ilmiah tetapi disebar luaskan secara besar-besaran oleh kelompok - kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan terhadap agama ini.
Pada bidang ilmu-ilmu alam, ghazwul fikri terbesar yang dilakukan adalah dengan sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu agama. Bahaya lainnya adalah penetapan teori-teori ilmu pengetahuan kepada para ilmuan tanpa mengembalikannya lagi kepada sang Pemberi Ilmu Yang Maha Berilmu, sehingga mengakibatkan kekaguman dan pujian yang tiada henti kepada para Ilmuan tersebut dan tidak diperuntukkan kepada Allah SWT. Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori - teori sesaat yang sebenarnya belum diterima secara ilmiah tetapi disebar luaskan secara besar-besaran oleh kelompok - kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan terhadap agama ini.
5. Bahasa
Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengan tidak diajarkannya bahasa Al – Qur’an di sekolah – sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini sebenarnya sangat besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami Al – Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan Al – Qur’an.
Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengan tidak diajarkannya bahasa Al – Qur’an di sekolah – sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini sebenarnya sangat besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami Al – Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi tidak mengerti apa kandungan Al – Qur’an.
6. Hukum
Ghazwul Fikri pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan lokal yang masih dipertahanakan sebagai hukum yang berlaku dan penghapusan hukum Allah SWT dan Rasul - Nya. Rasa takut terhadap segala sesuatu yang berbau syari'at Islam merupakan keberhasilan dari hal ghazwul firkri tersebut dalam hal ini. Penggambaran potong tangan bagi para pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjilkan saat pembicaraan - pembicaraan tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum Islam. Mereka melupakan bahwa hukum islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama.
Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut.
Ghazwul Fikri pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan lokal yang masih dipertahanakan sebagai hukum yang berlaku dan penghapusan hukum Allah SWT dan Rasul - Nya. Rasa takut terhadap segala sesuatu yang berbau syari'at Islam merupakan keberhasilan dari hal ghazwul firkri tersebut dalam hal ini. Penggambaran potong tangan bagi para pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjilkan saat pembicaraan - pembicaraan tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum Islam. Mereka melupakan bahwa hukum islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang sama.
Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena ringannya hukuman tersebut.
7. Media massa
Media massa merupakan aspek penting yan menjadi jalur perantara masuknya ghazwul fikri di Indonesia. Seperti telah disinggung sebelumnya, media massa adalah alat yang ampuh untuk mempengaruhi pola pikir, tingkah laku dan gaya seseorang. Diawali dari melihat di televisi dan akhirnya sampai diikuti oleh kebanyakan dari kita hingga menjadi tren.
Sekian penjelasan saya mengenai Ghazwul Fikri, semoga bermanfaat^^
Media massa merupakan aspek penting yan menjadi jalur perantara masuknya ghazwul fikri di Indonesia. Seperti telah disinggung sebelumnya, media massa adalah alat yang ampuh untuk mempengaruhi pola pikir, tingkah laku dan gaya seseorang. Diawali dari melihat di televisi dan akhirnya sampai diikuti oleh kebanyakan dari kita hingga menjadi tren.
Sekian penjelasan saya mengenai Ghazwul Fikri, semoga bermanfaat^^